Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB) Setjen Kemenag Republik Indonesia, M. Adib Abdushomad, menyapa mahasiswa Hindu Lampung dalam Dialog Penguatan Nilai-nilai Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Bandar Lampung yang mengusung tema “Bersatu dalam Keberagaman: Merajut Persatuan di Hari Kemerdekaan Melalui Dialog Antar Agama” pada Sabtu (24/8) di Ballroom Hotel Arinas.
Dalam kesempatan ini, M. Adib Abdushomad menekankan bahwa moderasi beragama merupakan kunci utama dalam menjaga keharmonisan sosial. Moderasi Beragama adalah kunci untuk menjaga persatuan dan kerukunan di tengah keberagaman masyarakat kita. Ini adalah contoh yang harus kita tunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia mampu menjadi teladan dalam religious harmony,” ujarnya.
Adib Abdushomad menegaskan bahwa harmoni antaragama adalah pondasi yang krusial bagi persatuan bangsa dan peran generasi muda sangat penting dalam menjaga dan menerapkan nilai-nilai tersebut. Ia juga menekankan bahwa moderasi beragama tidak terbatas pada satu agama saja, melainkan mencakup seluruh agama. “Dalam menghadapi perselisihan dan tantangan, kita harus mengedepankan semangat persahabatan dalam bingkai NKRI,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gus Adib, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa agama seharusnya menjadi sumber inspirasi untuk menyebarkan kasih sayang, kemanusiaan, dan cinta kasih, serta menghindari hasut dan iri dengki. Ia juga menyampaikan, “Agama harus menjadi pendorong untuk membangun jembatan komunikasi dan pemahaman, bukan sebagai alat untuk memperuncing perbedaan.”
Dalam konteks era digital, Kepala Pusat KUB juga mengajak generasi muda untuk lebih berhati-hati dalam menyaring informasi dari internet. “Di era digital ini, penting untuk saring sebelum share. Generasi muda harus menjadi duta harmoni yang cerdas dan bijak dalam menyebarkan informasi,” pesannya.
M. Adib Abdushomad mengingatkan bahwa moderasi beragama adalah mindset yang harus diinternalisasi setiap individu, sehingga mereka dapat menjalani ajaran agama dengan bijak dan penuh toleransi. Ia berharap, “Dialog ini diharapkan dapat memotivasi generasi muda untuk aktif dalam mempromosikan nilai-nilai kebangsaan dan kerukunan antarumat beragama, menjadikan Indonesia sebagai teladan bagi dunia.”
Dalam penutupannya, M. Adib Abdushomad menyampaikan harapan agar acara tersebut dapat menjadi titik tolak bagi lebih banyak dialog dan kerjasama lintas agama di tingkat lokal dan nasional. “Kami berharap kegiatan ini bukan hanya berhenti pada acara hari ini, tetapi bisa menjadi inisiatif berkelanjutan dalam memperkuat rasa persatuan dan saling menghargai di antara kita semua,” tuturnya.
Adib juga mengajak semua peserta untuk berkomitmen aktif dalam upaya mempromosikan toleransi dan keberagaman sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia. “Keberagaman adalah kekuatan kita, dan dengan moderasi beragama, kita dapat menjaga dan merayakan kekuatan tersebut dalam setiap aspek kehidupan kita,” ujarnya.
Dengan semangat ini, diharapkan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, dapat terus mengedepankan prinsip moderasi dan toleransi dalam setiap interaksi sosial, serta menjadikan keberagaman sebagai kekuatan untuk kemajuan bersama.(as)